Di dalam menjalani kehidupan seringkali di hadapkan pada sebuah pilihan yang tidak obyektif , sungkan , malu , dan faktor lain yang seharusnya tidak menjadi begitu mempengaruhi pikiran dan akal sehat .
Tetaplah berpijak pada apa yang jelas nampak di depan mata sebagai sebuah berkah , hindari hal hal yang menjadi sekedar godaan lahiriyah dan ujian dalam setiap langkah .
Dapatkan kebahagiaanmu dengan mantap karena sebuah pilihan adalah penentu kedewasaan kita , bukan atas apa yang kita pilih , akan tetapi atas bagaimana kita harus bertanggung jawab atas sebuah pilihan .
Teruslah tatap kedepan dengan semua pengharapan yang ada di sana , insyaalloh kita akan di uji untuk mempertanggungkan atas pilihan kita sendiri dan masih banyak waktu untuk belajar menjadi bijak .
Anggaplah semua ujian dan cobaan dalam hidup sebagai sebuah peristiwa yang memang harus kita lalui dalam hidup ini .
Artikel Source : http://mochjibriel.blogspot.com
Sabtu, 29 Mei 2010
Rabu, 12 Mei 2010
DAMAI TAPI GERSANG
Tenang dari sebuah amuk kegelisahan yang tak pernah redam , memaksaku untuk terdiam dan memikir akan sebuah penerimaan akan takdir . Manakala semua menjadi begitu berarti meski tak pernah bisa memiliki , dan tak lagi kupaksakan untuk memenangkan hatinya sehingga semua menjadi bisa dan terbiasa .
Dalam irisan kepasrahan ini , masih saja menyisakan kegelisahan yang yang bertuan ... limbung dan berujung pada kehampaan yang seolah tyada bertepi . Berteman dengan kepedihan yang jadi kawan , senantiasa membisikku akan kehampaan terdalam , terasa gersang bak terik padang tandus sahara .
Bukannya aku tak menerima , tapi sebuah konsekwensi atas sebuah rasa cinta dan sayang yang berdinding tebal , suarapun tak terdengar lagi karena memang sudah membisu kaku .
Kebahagiaanku ketika di puncak kesedihan , membimbingku dalam sebuah penerimaan akan realita ..... DAMAI tapi GERSANG
With Love from http://mochjibriel.blogspot.com
Dalam irisan kepasrahan ini , masih saja menyisakan kegelisahan yang yang bertuan ... limbung dan berujung pada kehampaan yang seolah tyada bertepi . Berteman dengan kepedihan yang jadi kawan , senantiasa membisikku akan kehampaan terdalam , terasa gersang bak terik padang tandus sahara .
Bukannya aku tak menerima , tapi sebuah konsekwensi atas sebuah rasa cinta dan sayang yang berdinding tebal , suarapun tak terdengar lagi karena memang sudah membisu kaku .
Kebahagiaanku ketika di puncak kesedihan , membimbingku dalam sebuah penerimaan akan realita ..... DAMAI tapi GERSANG
With Love from http://mochjibriel.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)