Rabu, 12 Mei 2010

DAMAI TAPI GERSANG

Tenang dari sebuah amuk kegelisahan yang tak pernah redam , memaksaku untuk terdiam dan memikir akan sebuah penerimaan akan takdir . Manakala semua menjadi begitu berarti meski tak pernah bisa memiliki , dan tak lagi kupaksakan untuk memenangkan hatinya sehingga semua menjadi bisa dan terbiasa .

Dalam irisan kepasrahan ini , masih saja menyisakan kegelisahan yang yang bertuan ... limbung dan berujung pada kehampaan yang seolah tyada bertepi . Berteman dengan kepedihan yang jadi kawan , senantiasa membisikku akan kehampaan terdalam , terasa gersang bak terik padang tandus sahara .

Bukannya aku tak menerima , tapi sebuah konsekwensi atas sebuah rasa cinta dan sayang yang berdinding tebal , suarapun tak terdengar lagi karena memang sudah membisu kaku .

Kebahagiaanku ketika di puncak kesedihan , membimbingku dalam sebuah penerimaan akan realita ..... DAMAI tapi GERSANG

With Love from http://mochjibriel.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar